Sabtu, 28 Mei 2011

Upacara MiDodareni Sebagai Salah satU PraktEk SinkretiSme

I.PENDAHULUAN
Salah satu sifat dari masyarakat Jawa adalah bahwa mereka religius dan bertuhan. Pada masa awal kedatangan Islam di Kepulauan Nusantara khususnya Jawa, masyarakat telah menganut dan telah memiliki berbagaikepercayaan dan agama seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha. Pada masa itu kepercayaan dan agama tersebut telah melekat dan mendarah daging dalam kehidupan masyarakat. Karena kurangnya keseriusan dalam memahami dan mengamalkan agamanya, berakibat pada beberapa hal, yang antara lain mudahnya mereka untuk tergiur dalam mengadopsi kepercayaan, ritual, dan tradisi dari agama lain, terutama tradisi asli pra Hindu-Budha yang dianggap sesuai dengan alur pemikiran mereka. Oleh karena itu meskipun mereka mengaku sebagai muslim mereka juga mengamalkan tradisi ajaran pra Hindu-Budha. Hal ini mereka lakukan dalam rangka mencari kedamaian dan ketenangan dalam menghadapi akibat munculnya seribu problematika kehidupan yang menumpuk. Dengan demikian secara sadar atau tidak mereka telah melakukan sinkretisme antara ajaran Islam dengan ajaran-ajaran di luar Islam.
Dalam makalah ini akan dibahas secara sederhana mengenai praktek sinkretisme yaitu upacara midodareni.

II.RUMUSAN MASALAH
A.Pengertian Midodareni
B.Prosesi Upacara Midodareni
C.Upacara Midodareni Sebagai Salah Satu Praktek Sinkretisme

III.PEMBAHASAN
A.Pengertian Midodareni
Midodareni berasal dari kata dasar widodari (Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari surga yang sangat cantik dan sangat harum baunya. Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mepercantik pengantin wanita. Midodareni merupakan rangkaian upacara perkawinan yang dilaksanakan pada malam hari, satu hari menjelang acara panggih (temu pengantin). Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 19.00 sampai dengan jam 24.00, calon pengantin tidak boleh tidur.

B.Prosesi Upacara Midodareni
a.Jonggolan
Datangnya calon pengantin ke tempat calon mertua. ‘Njonggol’ diartikan sebagai menampakkan diri. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan selamat, dan hatinya telah mantap untuk menikahi putri mereka.
Dalam upacara midodareni pengantin putri mengenakan busana polos artinya dilarang mengenakan perhiasan apa-pun kecuali cincin kawin. Pada malam itu pengantin putra datang ke rumah pengantin putri. Untuk model Yogyakarta pengantin putra mengenakan busana kasatrian yaitu baju surjan,blangkon model Yogyakarta, kalung korset, mengenakan keris, sedangkan model Surakarta, pengantin putra mengenakan busana Pangeran yaitu mengenakan jas beskap, kalung korset dan mengenakan keris pula. Untuk mempermudah maka pengantin putra pada waktu malam midodareni boleh juga mengenakan jas lengkap dengan mengenakan dasi asal jangan dasi kupu-kupu.
Kira-kira pukul 19:00, pengantin putra datang ke rumah pengantin putri untuk berkenalan dengan keluarga dan rekan-rekan pengantin putri. Setibanya pengantin putra, maka terus diserahkan kepada Bapak dan Ibu pengantin putri. Setelah penyerahan diterima pengantin putra diantarkan ke pondok yang telah disediakan yang jaraknya tidak begitu berjauhan dengan rumah pengantin putri. Pondokan telah disediakan makanan dan minuman sekedarnya dan setelah makan dan minum ala kadarnya maka pengantin putra menuju ke tempat pengantin putri untuk menemui para tamu secukupnya kemudian pengantin putra kembali ke pondokan untuk dberistirahat. Jadi jangan sampai jauh malam, karena menjaga kondisi fisik seterusnya. Jadi kira-kira pukul 22:00 harus sudah kembali ke pondokan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya agar jangan sampai pengantin menjadi sangat lelah karena kurang tidur. Karena setelah upacara malam midodareni ini masih disusul dengan upacara-upacara lainnya.
Pada malam midodareni pengantin putri tetap di dalam kamar pengantin dan setelah pukul 24:00 baru diperbolehkan tidur. Pada malam midodareni ini para tamu biasanya berpasangan suami istri. Keadaan malam midodareni harus cukup tenang dan suasana khidmat, tidak terdengar percakapan-percakapan yang terlalu keras.

b.Tantingan
Kedua orangtua mendatangi calon pengantin wanita di dalam kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk berumah tangga. Maka calon pengantin wanita akan menyatakan ia ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada orangtua, tetapi mengajukan permintaan kepada sang ayah untuk mencarikan ‘kembar mayang’ sebagai isyarat perkawinan.

c.Turunnya Kembar Mayang
Turunnya kembar mayang merupakan saat sepasang kembar mayang dibuat. Kembar mayang ini milik para dewa yang menjadi persyaratan, yaitu sebagai sarana calon pengantin perempuan berumah tangga. Dalam kepercayaan Jawa, kembar mayang hanya dipinjam dari dewa, sehingga apabila sudah selesai dikembalikan lagi ke bumi atau dilabuh melalui air. Dua kembar mayang tersebut dinamakan Dewandaru dan Kalpandaru. Dewandaru mempunyai arti wahyu pengayoman. Maknanya adalah agar pengantin pria dapat memberikan pengayoman lahir dan batin kepada keluarganya. Sedangkan Kalpandaru, berasal dari kata kalpa yang artinya langgeng dan daru yang berarti wahyu. Maksudnya adalah wahyu kelanggengan, yaitu agar kehidupan rumah tangga dapat abadi selamanya.

d.Wilujengan Majemukan
Wilujengan Majemukan adalah silahturahmi antara keluarga calon pengantin pria dan wanita yang bermakna kerelaan kedua pihak untuk saling berbesanan. Selanjutnya ibu calon pengantin wanita menyerahkan angsul-angsul atau oleh-oleh berupa makanan untuk dibawa pulang kepada ibu calon pengantin pria. Sesaat sebelum rombongan pulang, orang tua calon pengantin wanita memberikan kepada calon pengantin pria.
Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon pengantin dan keluarganya bisa makan hidangan yang terdiri dari :
•Nasi gurih
•Sepasang ayam yang dimasak lembaran ( ingkung, Jawa )
•Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
•Krecek
•Roti tawar, gula jawa
•Kopi pahit dan teh pahit
•Rujak degan
•Dengan lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (zaman dulu)

C.Upacara Midodareni Sebagai Salah Satu Praktek Sinkretisme
Di atas telah diuraikan tentang prosesi upacara midodareni yang merupakan tradisi ajaran Hindu-Budha. Mulai dari pakaian sampai benda-benda perlambang (kembar mayang) yang harus diikutkan dalam prosesi upacara midodareni dan juga kepercayaan bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mempercantik pengantin wanita. Hal tersebut merupakan warisan tradisi Hindu Budha yang masih berkembang dalam masyarakat sampai saat ini.
Di kalangan muslim yang taat dalam beragama, ritual ini diisi dengan pembacaan al- Barzanji, kalimah thoyyibah dan tahlil. Ritual tersebut tetap dilanjutkan hanya saja isinya diubah dengan unsur-unsur ajaran Islam sehingga terjadilah islamisasi jawaisme.
Oleh karena itu, upacara midodareni disebut sebagai salah satu praktek sinkretisme karena dalam upacara midodareni terjadi percampuran dua elemen yang saling bertentangan. Yaitu percampuran antara kebudayaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam.

IV.KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa upacara midodareni sebagai salah satu praktek sinkretisme karena dalam upacara midodareni terjadi percampuran dua elemen yang saling bertentangan. Yaitu percampuran antara kebudayaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam.

V.PENUTUP
Demikian pembahasan makalah yang kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah sendiri. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam pembuatan makalah yang lebih baik selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Amin, Darori, Islam dan Kebudayaan Jawa, Yogyakarta: Gama media, 2002
http://mantenparty.blogspot.com/2008/09/prosesi-pernikahan-adat-jawa-solo.html didownload 10/12/2009

http://www.wonosari.com/wedding-f7/upacara-pengantin-adat-jawa-1-t6440.htm didownload 10/12/2009

http://id.wikipedia.org/wiki/Upacara_pernikahan didownload 10/12/2009

1 komentar:

  1. Haloo, aku mau bagi pengalaman pernikahan kakakku. Jadi waktu itu kakakku dan pasangannya sibuk kerja kan jadi memang susah untuk ngurusin sendiri, nah karena kakakku nyari tempat pernikahan yang memang aksesnya mudah jadi dia nyari yang tengah2 dan ga terlalu macet. Akhirnya kakakku mutusin buat nikah di Elnusa, letaknya kalau ga salah di Tb.Simatupang deket Citos. Nah disana ternyata sudah ada paketan weddingnya juga dan sudah ada WOnya. Waktu itu kakakku dibantu sama Kak Ali, nah disana bener2 dibantuin dari awal sampe akhiir. Walaupun kakakku dan pasangannya sibuk kerja tapi urusan pernikahannya ga sampai keteteran karena bener2 dibantuin. Jadi disana itu udah semua2nya diurusin, kakakku tinggal ngurusin souvernir dan undangan aja. Bahkan ada Wedding Plannernya gitu yang mengatur jadwal kakakku untuk visit2 vendor dan testfood, jadi bener2 bikin kakakku ga pusing mikirin pernikahannya. Dari awal kakakku persiapan acara sampai akhir acara bener2 ga dilepas sama WOnya, dan hal itu ngebuat mamahku ga terlalu banyak ikut campur. Jujur Pelayanannya bener2 bagus, walaupun kakakku dan pasangannya kadang suka banyak maunya tapi tuh kayak diturutin terus gituu. Alhamdulillah keluargaku dan kakakku puas sih nikah di HIS Graha Elnusa. Kalo kalian berminat aku ada nih kontaknya yang waktu itu bantuin kakakku, namanya Kak Ali, nomornya 087884761964. Semoga bisa membantu kaliaan

    BalasHapus