Rabu, 15 Juni 2011

DAMPAK RADIASI LIMBAH RADIOAKTIF& PENANGANANNYA



I.                   PENDAHULUAN
Limbah radioaktif dianggap sebagai sumber utama potensial bagi terjadinya pencemaran lingkungan. Karena itu juga dibahas dalam bab ini, dengan maksud agar kita menyadari bahwa pengelolaan limbah radioaktif yang benar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proteksi radiasi.
Kita bisa mengatakan bahwa limbah radioaktif tidak bisa dibuang dalam arti bahwa kita tidak dapat menghilangkan sifat radioaktifnya. Kita hanya bisa menunggu sampai radioaktivitasnya berkurang dengan sendirinya karena meluruh.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Pengertian Limbah radioaktif
B.     Kelompok & Jenis Limbah Radioaktif
C.     Dampak Radiasi & Penangananya
D.    Dampak Radiasi Limbah Radioaktif & Penangananya

III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahanmakanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya.[1]

B.     Kelompok & Jenis Limbah Radioaktif
Dari bentuk fisiknya limbah Radioaktif (LRA) dapat berbentuk padat, cair, dan gas.[2]
Limbah padat dikelompokkan menjadi:
1.      Limbah yang dapat terbakar
2.      Limbah yang tidak dapat terbakar
Limbah Cair dikelompokkan menjadi
1.      Limbah Organik
2.      Limbah non-Organik
Limbah radioaktif (LRA) yang dihasilkan dari penggunaan tenaga nuklir, berdasarkan konsentrasi dan asalnya dikelompokkan menjadi:[3]
1.      HLW (High Level Waste)
HLW dihasilkan dari pemisahan uranium dan plutonium dari bahan bakar bekas pada fasilitas olah ulang. Sebagian besar radionuklida HLW berasal dari unsur hasil belahan yang diperoleh dari proses ekstraksi uranium dan plutonium hasil penguraian bahan bakar bekas.
2.      LLW (Low Level Waste)
LLW (Low Level Waste) meliputi limbah PLTN, limbah Uranium, dan limbah yang berasal dari fasilitas Radioisotop  dan laboratorium.
a.       Limbah PLTN
Limbah PLTN adalah limbah yang dihasilkan dari proses dismantling dan pengoperasian PLTN, terutama nuklida yang memancarkan beta dan gamma dengan waktu paro pendek. Limbah jenis ini akan disimpan pada fasiltas penyimpanan tanah dangkal seperti yang ada di Rokkashomura-Jepang.
b.      Limbah uranium
Limbah uranium dihasilkan dari proses konversi dan fabrikasi bahan bakar serta dari mesin sentrifugal pada saat proses pengayaan. Jenis limbah ini mempunyai waktu paro yang sangat panjang walaupun aktivitas radiasinya rendah.
c.       Limbah yang berasal dari fasilitas radioisotop dan laboratorium
Aplikasi radioisotop mencakup bidang yang sangat luas, misalnya dalam bidang kedokteran (diagnostik dan terapi), farmasi (sebagai perunut), serta industri. Dari kegiatan tersebut dihasilkan limbah radioaktif. Sedangkan limbah yang berasal dari laboratorium (pusat riset, universitas, swasta) yang berhubungan dengan penelitian seperti penggunaan sumber radiasi, bahan bakar reaktor, fasilitas pengolahan bahan bakar, disebut sebagai limbah laboratorium.

C.     Dampak Radiasi & Penangananya
Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui. Dampak yang ditimbulkan radiasi dapat berupa
1.    Ionisasi: dalam hal ini partikel radiasi menabrak elektron orbital dari atom atau molekul zat yang dilalui sehinga terbentuk ion positip dan elektron terion.
2.    Eksitasi: dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas dari atom atau molekul zat tetapi hanya berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
3.    Pemutusan Ikatan Kimia: radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif rnempunyai energi yang dapat mernutuskan ikatan-ikatan kimia.
Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom. Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat mengakibatkan kelainan genetik, kanker dll.
Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi sinar kosmis atau radiasi dari radioakif alam. Disamping itu, dari berbagai kegiatan seperti diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang yang tinggal disekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam batas aman[4].
Adapun menurut situs atomicarchive.com, setidaknya ada tujuh efek yang berbahaya bila tubuh manusia terkena bocoran radioaktif dari PLTN.
1.    Rambut
Rambut akan menghilang dengan cepat bila terkena radiasi di 200 Rems atau lebih. Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif.
2.    Otak
Sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan 5000 Rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak.
3.    Kelenjar Gondok
Kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian tiroid.
4.    Sistem Peredaran Darah
Ketika seseorang terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit darah akan berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal ialah seperti penyakit flu. Menurut data saat terjadi ledakan Nagasaki dan Hiroshima, menunjukan gejala dapat bertahan selama 10 tahun dan mungkin memiliki risiko jangka panjang seperti leukimia dan limfoma.
5.    Jantung
Bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems akan mengakibatkan kerusakan langsung pada pembuluh darah dan dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian mendadak.
6.    Saluran Pencernaan
Radiasi dengan kekuatan 200 Rems akan menyebabkan kerusakan pada lapisan saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah.
7.    Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan kekuatan di bawah 200 Rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami kemandulan.
Melihat bahayanya dampak dari radiasi radioaktif ini, pemerintah Jepang langsung menetapkan kondisi siaga menyusul potensi kebocoran radioaktif pada lima reaktor nuklir di dua lokasi. 3.000 warga yang tinggal di sekitar reaktor nuklir Fukushima Daiichi dengan radius 10 km langsung dievakuasi.
Sebanyak 14.000 warga yang tinggal di bagian timur laut Jepang masih di lokasi Daiichi, turut juga diungsikan setelah mendapat peringatan dari Tokyo Electric Power Co.[5]

D.    Dampak Radiasi Limbah Radioaktif & Penangananya
Pengelolaan limbah radioaktif  bertujuan untuk meminimalkan dosis radiasi yang diterima penduduk < 0,1 dosis radiasi maksimum yang diperkenankan bagi karyawan di medan radiasi. Batasan dosis radiasi dari ICRP (International Commission for Radiation Protection) adalah semua penduduk tidak akan menerima dosis rata-rata 1 rem perorang dalam 30 tahun dari sampah nuklir. Pengelolaan limbah radioaktif sangat memerlukan perhatian khusus, hal ini dikarenakan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, efek somatik dan genetik pada manusia serta efek psikologis pada masyarakat.[6]
Tiga unsur dasar dalam pengelolaan limbah radioaktif :
• Pengelolaan bertujuan untuk memudahkan dalam penanganan selanjutnya.
• Penyimpanan sementara dan pembuangan atau penyimpanan akhir/lestari.
• Pengawasan pembuangan dan monitoring lingkungan.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengelolaan limbah radioaktif adalah:[7]
1.    Pengangkutan Limbah Radioaktif .
Pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan limbah radioaktif dari lokasi pihak penghasil limbah menuju ke lokasi pengelolaan limbah. Kegiatan pengangkutan harus memenuhi syarat-syarat keamanan dan keselamatan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Pengangkutan limbah radioaktif antara lain :
• Alat angkut: (truck, fork lift, crane, hand crane, dll)
• Transfer Cask/Kanister
• Pallet.
• Alat monitoring
• Tanda bahaya radiasi dan tanda bahaya lainnya
• Sarana keselamatan kerja
• Dan sarana lain yang diperlukan.
2.    Pra Olah.
Pra olah adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pengolahan agar limbah memenuhi syarat untuk dikelola pada kegiatan pengelolaan berikutnya. Kegiatan ini antara lain meliputi:
-        Pengelompokan sesuai dengan jenis dan sifatnya.
-        Preparasi dan analisis terhadap sifat kimia, fisika, dan serta kandungan radiokimia
-        Menyiapkan wadah drum, plastik, lembar identifikasi dan sarana lain yang diperlukan
-        Pewadahan dalam drum 60, 100, 200 liter atau tempat yang sesuai.
-        Pengepakan untuk memudahkan pengangkutan dan pengolahan
-        Pengukuran dosis paparan radiasi
-        Pemberian label identifikasi dan pengisian lembar formulir isian
-        Pengeluaran dari hotcell
-        Penempatan dalam kanister sehingga memenuhi kriteria keselamatan pengangkutan.
3.      Pengelolaan
Pada dasarnya limbah, dalam berbagai bentuknya, sedapat mungkin tidak menyebar mencemari ruang kerja atau lingkunganyang lebih luas. Untuk mempermudah pengelolaan dan pengolahan biasanya dia adakan pengelompokan limbah radioaktif berdasarkan konsentrasi, bentuk fisika, umur paro, jenis radiasi yang dipancarkanya dan sebagainya.
Menurut konsentrasi radioaktivitasnya limbah radioaktivitas dibagi menjadi:[8]
1)        Limbah radioaktif konsentrasi rendah ialah limbah radioaktif yang apabila akan dibuang kelingkungan hanya memerlukan pengenceran dengan faktor tidak lebih besar daripada 103
2)        Limbah radioaktif konsentrasi sedang ialah limbah yang memerlukan faktor pengenceran 103 < FP < 105
3)        Limbah radioaktif konsentrasi tinggi ialah limbah yang apabila di buang ke lingkungan memerlukan faktor pengenceran lebih besar dari 105
Pengelolaan limbah Radioaktif  terbagi menjadi beberapa cara tergantung limbahnya,diantaranya:
1.      Limbah Cair Aktivitas Rendah dan Sedang Pemancar Beta dan Gamma.
Pra olah limbah radioaktif cair aktivitas rendah dan sedang pemancar Beta dan Gamma dilakukan untuk mempersiapkan pengolahan untuk mereduksi volumenya dengan cara evaporasi. Dengan evaporasi, volume limbah dapat direduksi hingga 1/50 dari volume limbah semula. Limbah olahan dari evaporasi tersebut kemudian disementasi di dalam shell beton 950 liter dan selanjutnya disimpan di Interim Storage (IS).
2.      Limbah Padat Terbakar.
Limbah radioaktif padat terbakar setelah pra olah direduksi volumenya dengan cara dibakar dalam insinerator. Dengan insinerasi volume limbah dapat direduksi hingga 1/100 dari volume limbah semula. Limbah olahan dari insinerasi tersebut kemudian disementasi di dalam drum 100 liter dan selanjutnya disimpan di Interim Storage (IS).
3.      Limbah Padat Terkompaksi.
Limbah radioaktif padat yang dapat dimampatkan setelah pra olah dimasukkan kedalam drum 100 liter untuk kemudian direduksi volumenya dengan cara dikompaksi (ditekan). Dengan kompaksi volume limbah dapat direduksi hingga 1/5 dari volume limbah semula. Pada pengelolaan selanjutnya, 4-5 buah drum limbah yang sudah dikompaksi disementasi di dalam drum 200 liter dan disimpan di Interim Storage.
4.      Limbah Padat Tak Terbakar dan Tak Terkompaksi.
Limbah radioaktif padat yang tidak dapat direduksi volumenya dengan cara insenerasi atau kompaksi langsung disementasi di dalam shell beton 950 liter dan selanjutnya disimpan di Interim Storage.
5.      Limbah radioaktif padat dengan aktivitas di atas 6 Ci yang berbentuk tabung dimasukkan ke dalam drum Stainless Steel (SS) 60 liter. Satu buah drum SS dapat menampung 7 buah tabung limbah. Drum SS 60 liter tersebut selanjutnya disimpan di Penyimpanan Sementara Limbah Aktvtas Tinggi (PSLAT).

IV.             KESIMPULAN

-     Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas.
-     Dari bentuk fisiknya limbah Radioaktif (LRA) dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Dan berdasarkan konsentrasi dan asalnya dikelompokkan menjadi HLW dan LLW.
-     Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui. Dampak yang ditimbulkan radiasi dapat berupa eksitasi, ionisasi, pemutusan ikatan kimia.
-        Tiga unsur dasar dalam pengelolaan limbah radioaktif :
• Pengelolaan bertujuan untuk memudahkan dalam penanganan selanjutnya.
• Penyimpanan sementara dan pembuangan atau penyimpanan akhir/lestari.
• Pengawasan pembuangan dan monitoring lingkungan.

V.                PENUTUP

Demikianlah makalah yang dapat kami tulis. Kami sadar masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca yang budiman, demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan memberikan manfaat bagi pembaca dan pembuatnya. Pada akhirnya selamat membaca, memahami dan mampu mengamalkannya. Amin 

DAFTAR PUSTAKA
Wiryosimin Suwarno, Mengenal asas Proteksi Radiasi, Bandung: ITB, 1995
www.batan.go.id. Kelompok & Jenis Limbah Radioaktif. Pdf/2011/05/31
http://nuklir.co.cc/nuklir-101 -dasar-mengenai-energi-nuklir/2011/05/31


[1] http://abrar4lesson4tutorial4ever.wordpress.com/2011/05/31
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_Radioaktif
[3] www.batan.go.id. Kelompok & Jenis Limbah Radioaktif. Pdf
[5] file://Dampak%20radiasi/dampak-buruk-terkena-bocoran-radioaktif.html
[6] http://bahagialahbersamaku.co.cc/nuklir-101-pengetahuan-dasar-mengenai-energi-nuklir-bagian-5
[7] http://nuklir.co.cc/nuklir-101 -dasar-mengenai-energi-nuklir
[8] Suwarno Wiryosimin, Mengenal asas Proteksi Radiasi, (Bandung: ITB, 1995), hlm. 156

0 komentar:

Posting Komentar