Rabu, 14 Desember 2011

PROTEIN DALAM BAHAN MAKANAN

I.            PENDAHULUAN
     Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
     Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salahsatu jenis protein. Demikian pula zat –zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein.[1]
Fungsi utama protein bagi tubuh adalah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada. [2]Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagaiberikut: Karbon 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%, belerang 0-3%, dan fosfor 0-3%Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh usus dalam bentuk asam amino. Kadang-kadang beberapa asam amino yang merupakan peptida dan molekul-molekul protein kecil dapat juga diserap melalui dinding usus, masuk ke dalam pembuluh darah. Hal semacam inilah yang akan menimbulkan reksi-reaksi alergik dalam tubuh yang sering kali timbul pada orang yang makan bahan makanan yang mengandung protein seperti susu, ikan laut, udang, telur, dan sebagainya.
Keuntungan mengkonsumsi protein antara lain :
1.    Sumber energi yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan tubuh.
2.    Pembentukan sel dan jaringan sekaligus dapat memperbaiki sel dan jaringan yang rusak.
3.    Sebagai sintetis hormon, enzim dan antibodi.
4.    Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel.[3]
Pentingnya protein untuk tubuh kita untuk itu dalam pembahasan ini kita akan
menerangkan mengenai protein dalam bahan makanan.

II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Sumber dan jenis protein dalam bahan makanan?
B.     Klasifikasi protein dalam bahan makanan?
C.     Kualitas protein sebagai bahan makanan?
D.    Denaturasi protein?

III.            PEMBAHASAN
A.    Sumber dan jenis protein dalam bahan makanan
a.    Bahan makanan sumber protein
      Menurut sumbernya protein terbagi dua, yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari berbagai bahan makanan dari hewan, sedangkan protein nabati adalah protein yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan. Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung protein hewan: daging, ikan, telur dan susu. Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung protein nabati: beras sebagai sumber protein dan kacang-kacangan.[4] Beberapa bahan makanan yang mengandung protein serta kadar proteinnya adalah sebagai berikut:[5]
No
Nama bahan makanan
Kadar protein (%)
1
Daging ayam
18,2
2
Daging Sapi
18,8
3
Telur ayam
12,8
4
Susu sapi segar
3,2
5
Keju
22,8
6
Bandeng
20,0
7
Udang segar
21,0
8
Kerang
8,0
9
Beras tumbuk merah
7,9
10
Beras giling
6,8
11
Kacang hijau
22,2
12
Kedelai basah
30,2
13
Tepung terigu
8,9
14
Jagung kuning (butir)
7,9
15
Pisang Ambon
1,2
16
Durian
2,5

B.     Klasifikasi protein dalam bahan makanan
a.    Klasifikasi Protein
Protein dapat digolongkan menurut struktur susunan molekulnya, kelarutannya, adanya senyawa lain dalam molekul, tingkat degradasinya, dan fungsinya.
a)   Struktur susunan molekul:
1.  Protein fibriler/skleroprotein
Adalah protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam, basa, ataupun alkohol. Susunan molekulnya terdiri dari rantai molekul yang panjang sejajar dengan rantai utama, tidak membentuk kristal dan bila rantai ditarik memanjang, dapat kembali pada keadaan semula. Contoh dari protein ini adalah kolagen yang terdapat pada tulang rawan, miosin pada otot, keratin pada rambut, fibrin pada gumpalan darah.
2.  Protein globuler/sferoprotein
Adalah protein yang berbentuk bola. Protein ini banyak terdapat pada bahan makanan seperti susu, telur dan daging. Protein ini larut dalam larutan garam, dan asam encer, juga lebih asam, dan basa dibandingkan dengan protein fibriler.
b)   Kelarutan:
Menurut kelarutannya protein globuler dibagi menjadi beberapa grup, yaitu: albumin, globulin, glutein, prolamin, histon, dan protemin.
1.    Albumin, larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas. Contohnya albumin telur, albumin serum, laktalbumin dalam susu.
2.    Globulin, tidak larut dalam air karena globulin larut dalam lemak dan termasuk dalam struktur globular bentuk bulat, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam encer, dan mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi (salting out). Contoh globulin: miosinogen dalam otot, ovoglobulin dalam kuning telur, amandin dari buah almonds, legumin dalam kacang-kacangan.
3.    Glutein, tidak larut dalam pelarut netral tapi larut dalam pelarut basa/asam encer. Contohnya: glutein dalam gandum, atau orizenin dalam beras.
4.    Prolamin atau gliadin, larut dalam alkohol 70-80 % dan tak larut dalam air ataupun alkohol absolut. Contohnya gliadin dalam gandum, hordain dalam barley, dan zein pada jagung.
5.    Histon, larut dalam air dan tidak larut dalam amonia encer. Histon dapat mengendap dalam pelarut protein lainnya. Histon yang terkoagulasi oleh pemanasan dapat larut lagi dalam larutan asam encer. Contohnya globin dalam hemoglobin
6.    Protamin, adalah protein paling sederhana dibandingkan protein-protein lain, tetapi lebih kompleks dari pepton atau peptida. Protein ini larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Larutan protamin encer dapat mengendapkan protein lain, bersifat basa kuat, dan dengan asam kuat membentuk garam kuat. Contohnya salmin dalam ikan salmon, klupein pada ikan herring, skombrin (scombrin) pada ikan mackarel, dan siprinin (cyprinin) pada ikan karper.
c)    Adanya senyawa lain dalam molekul:
Protein yang mengandung senyawa lain yang non protein disebut protein konjugasi. sedangkan protein yang tidak mengandung senyawa non protein disebut protein sederhana.
Contoh Protein konjugasi antara lain:
1.    Fosfoprotein
Merupakan golongan penting yang mencakup protein makanan yang penting. Gugus fosfat terikat pada gugus karboksil dari serina dan treonina. Golongan ini mencakup kasein susu dan fosfoprotein kuning telur.
2.    Lipoprotein
Adalah gabungan lipid dengan protein dan mempunyai daya mengemulsi yang sangat baik. Lipoprotein terdapat dalam susu dan kuning telur.
3.    Nukleoprotein
Merupakan gabungan asam nukleat dengan protein. Senyawa ini terdapat dalam inti sel. Satu benang kromatin dibina atas nukleoprotein, yaitu gabungan asam nukleat (DNA) dan protein.
4.    Glikoprotein
Adalah gabungan karbohidrat dengan protein. Biasanya jumlah karbohidrat kecil, tetapi beberapa glikoprotein mengandung karbohidrat 8-20 %. Satu contoh mukoprotein seperti itu adalah ovomusin putih telur.
5.    Kromoprotein
Adalah protein yang gugus prostetiknya berwarna. Terdapat banyak senyawa jenis ini termasuk didalamnya hemoglobin, dan mioglobin, klorofil, dan flavoprotein
d)   Tingkat Degradasi:
Protein dapat dibedakan menurut tingkat degradasinya. Degradasi biasanya merupakan tingkat permulaan denaturasi.
1.    Protein alami adalah protein dalam keadaan seperti protein dalam sel.
2.    Turunan protein yang merupakan hasil degradasi protein pada tingkat permulaan denaturasi. Dapat dibedakan sebagai: protein turunan primer (protean, metaprotein) dan protein turunan sekunder (proteosa, pepton, dan peptida).
Protein turunan
Protein turunan adalah senyawa yang diperoleh dengan metode kimia atau dengan metode enzimatik dan dipilah kedalam turunan primer dan turunan sekunder, bergantung pada derajat perubahan yang terjadi. Turunan primer sedikit dimodifikasi dan tidak larut dalam air, kasein yang dikoagulasi dengan rennet (isi lambung sapi) merupakan contoh protein turunan primer. Protein sekunder mengalami perubahan yang lebih besar dan mencakup protease, pepton, dan peptida. Perbedaan hasil urai ini terletak pada ukuran dan kelarutan. Semua larut dalam air dan tidak dikoagulasi oleh bahang, tetapi protease dapat diendapkan dengan larutan amonium sulfat jenuh. Peptida mengandung dua atau lebih sisa asam amino. Hasil urai ini terbentuk selama pemrosesan banyak makanan, misalnya selama pematangan keju.[6]

C.    Kualitas protein sebagai bahan makanan
a.    Mutu Protein Makanan
Kandungan asam amino esensial pada protein dapat membedakan penggolongan protein.
a)    Protein sempurna, merupakan protein yang mengandung semua asam amino esensial. Protein sempurna dapat diperoleh dari bahan makanan hewani, telur dan susu.
b)   Protein tidak sempurna, merupakan protein yang tidak mengandung semua asam amino esensial. Sumbernya berasal dari bahan pangan nabati contohnya . Protein yang terdapat dalam bahan makanan hewani, seperti telur, daging , ikan, ayam, udang dan sebagainya, mengandung semua jenis asam amino, sehingga bahan makanan tersebut termasuk dalam golongan protein sempurna. Protein sempurna juga terdapat pada bahan pangan nabati. Namun hanya dari kelompok kacang-kacangan saja yang mengandung protein sempurna, sementara dari golongan pangan nabati lainnya tergolong protein tidak sempurna.
            Untuk memperoleh asam amino yang berbeda sehingga dapat saling mendukung pembentukan protein tubuh, maka sebaiknya jangan mengkonsumsi dua bahan makanan nabati yang sejenis. Seperti, beras dan jagung. Tetapi harus mengkonsumsi dua jenis bahan makanan yang berbeda, seperti jagung dengan kacang hijau dan sebagainya. Sehingga tanpa harus mengkonsumsi bahan pangan hewani, kita sudah dapat memenuhi kebutuhan akan asam amino esensial jika variasi bahan makanan yang dikonsumsi cukup.
            Disamping kandungan asam amino esensial , faktor lain yang menentukan mutu protein adalah nilai cerna. Nilai cerna menunjukkan persentase protein dari bahan makanan yang dapat diserap oleh dinding usus untuk membentuk protein tubuh. Sebagai contoh, nilai cerna telur adalah 100, ini berarti 100 % protein telur dapat diserap untuk protein tubuh. Nilai cerna beras adalah 96, jadi hanya 96 % dari protein beras yang dapat diserap oleh tubuh.
Contoh makanan dengan kandungan protein adalah: daging sapi has dalam/tenderloin/top sirloin yang rendah lemak (lean meat), dada ayam tanpa kulit, dada kalkun tanpa kulit, ikan salmon, tuna, sardin, mackerel, putih telur, tahu dan tempe, keju cottage rendah lemak, yoghurt rendah lemak, susu kedelai. [7]
D.    Denaturasi protein
Denaturasi protein merupakan suatu keadaan dimana protein mengalami perubahan atau perusakan struktur sekunder, tersier dan kuartenernya. Denaturasi dapat pula di artikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam, dan terbentuknya lipatan atau wiru molekul. Denaturasi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pemanasan, suasana asam atau basa yang ekstrim, kation logam berat dan penambahan garam jenuh.[8]
Salah satu perombakan yang terjadi setelah kesegaran bahan pangan menurun adalah denaturasi protein. Secara sederhana, denaturasi protein adalah perombakan struktur sehingga protein kehilangan sifat alaminya. Dalam keadaan normal, protein mampu mengikat sejumlah cairan tubuh sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembangbiak. Denaturasi protein yang berlebihan dapat menyebabkan insolubilitas yang dapat mempengaruhi sifat-sifat fungsional protein yang tegantung pada kelarutannya.[9] Dengan terjadinya proses denaturasi, protein secara bertahap kehilangan kemampuannya untuk menahan cairan. Akibatnya, cairan tubuh tersebut akan lepas dan mengalir keluar dari bahan pangan. Cairan ini kaya akan nutrien sehingga akan digunakan oleh mikroba sebagai sumber makanan untuk tumbuh dan berkembang. [10]
Pertumbuhan mikroorgansime dalam makanan dapat merusak makanan, sehingga mengubah rasa, warna, komposisi kimiawi makanan. Beberapa mikroorganisme menghasilkan racun pada makanan dan dapat mengambil karbon bagi konsumennya. Berikut akan diberikan contoh mikroorganisme penyebab kerusakan makanan, yaitu pada makanan kalengan seperti sarden. Menurut Pelczar dan Chan (1988), ada beberapa tipe kerusakan mikrobiologis berdasarkan zat yang dikeluarkan  pada makanan yang dikalengkan secara komersial, yaitu :
a.    Kerusakan asam-datar. Kerusakan ini disebabkan karena pembentukan asam. Kerusakan terutama terjadi pada makanan yang kurang asam seperti kacang polong atau jagung. Bahan makanan yang asam seperti tomat dapat dirusak oleh pertumbuhan Bacillus coagulans, yang menghasilkan lebih banyak asam.
b.    Kerusakan AT. Tipe kerusakan ini disebabkan oleh anaerob termofilik karena itu dinamakan ’AT’. Bakteri AT adalah Clostridium thermosaccharolyticum. Bakteri ini memfermentasi gula, menghasilkan asam dan gas; setelah beberapa waktu lamanya gas tersebut mengakibatkan kaleng membengkak dengan ujung-ujungnya menggelembung. Kerusakan macam ini paling banyak terjadi pada bahan makanan dengan kadar asam rendah seperti kacang polong, jagung, buncis, daging, ikan, unggas, serta pada bahan makanan dengan kadar asam sedang seperti bayam, asparagus, bit, dan labu.
c.     Kerusakan akibat sulfide. Tipe kerusakan ini diakibatkan oleh bakteri Desulfotomaculum nigrificans (dahulu disebut Clostridium nigrificans), terutama pada bahan makanan dengan kadar asam rendah. Selama pertumbuhan dan metabolismenya, bakteri ini menghasilkan hidrogen sulfide. Bau gas ini segera tercium pada waktu membuka kaleng makanan yang rusak. Bakteri tersebut merupakan termofil obligat, karena itu bila bahan makanan yang diolah dengan panas tidak segera didinginkan, termofil ini akan tumbuh.[11]
Proses pembusukan ditandai dengan adanya aktivitas enzim yang merombak komponen bahan pangan hingga terbentuk senyawa yang aromanya tidak disukai. Aroma tersebut merupakan gabungan dari sejumlah senyawa hasil proses pembusukan. Selama proses pembusukan, enzim akan merombak karbohidrat secara bertahap menjadi alkohol dan akhirnya membentuk asam butirat dan gas metan. Protein akan dirombak oleh protease hingga terbentuk ammonia dan hidrogen sulfida; sedangkan lemak akan dirombak menjadi senyawa keton. Keberadaan senyawa ini secara bersamaan akan menyebabkan terbentuknya aroma busuk. Proses pembusukan makanan dapat dijelaskan pada persamaan berikut ini :
Proteasa
Protein ———————————–à amoniak dan H2

IV.            KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Sumber protein terbagi dua, yaitu protein hewani dan protein nabati. Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung protein hewan: daging, ikan, telur dan susu. Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung protein nabati: beras sebagai sumber protein dan kacang-kacangan
Protein dapat digolongkan menurut struktur susunan molekulnya, kelarutannya, adanya senyawa lain dalam molekul, tingkat degradasinya, dan fungsinya. Kualitas protein sebagai bahan makanan dapat di tentukan dari kandungan asan amino dalam proten dan nilai cerna.
Denaturasi protein merupakan suatu keadaan dimana protein mengalami perubahan atau perusakan struktur sekunder, tersier dan kuartenernya. Protein yang terdenaturasi akan mengakibatkan protein kehilangan sifat alamiahnya sehingga lapisan molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofobik berbalik keluar, Sedangkan bagian luar yang bersifat hidfil terlipat ke dalam oleh karena itu protein secara bertahap kehilangan kemampuannya untuk menahan cairan dimana cairan tersebut merupakan tempat potensial untuk tumbuh dan berkembangnya suatu mikroba dalam makanan, hal ini yang menyebabkan proses pembusukan pada makanan.

V.            PENUTUP
Demikian makalah yang dapat penulis susun. Penulis telah berusaha keras demi terwujudnya makalah yang lebih baik dari kemarin, namun demikian kelemahan yang menyelimuti tentulah masih ada. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bahkan yang tidak konstruktif sekalipun dari para pembaca, demi perbaikan yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan kita.  Khususnya dalam bidang ilmi biokimia, Amin.


[1] Hart Suminar, Kimia Organik, suatu kuliyah singkat edisi ke-6, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 369.
[2] Abdul Rahman, Apt, Analisis Makanan, (Yogyakarta : Gadjahmada University Press, 2007), hlm 3
                   [3] http://artikelindo-admin.blogspot.com/2011/09/keuntungan-mengkonsumsi-protein.html (diakses 29 Oktober 2011)
[4] Suhardjo dkk, Pangan, Gigi dan pertanian, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm.65
[5] Daftar Komposisi Bahan Makanan, (Jakarta: Bharatan, 1981)
[6] Winarno, Kimia Pangan dan Gizi, (Jakatra: Gramedia Pustaka Utama, 1984), hlm 61-63
[7]  http://www..wikipedia.org/. protein dalam makanan (diakses 29 Oktober 2011)
[8] http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/biomolekul/peptida-sebagai-rantai-protein/
[9] http://www..wikipedia.org/. Denaturasi potein (diakses 29 Oktober 2011)
[11] Anna Poedjiadi & Titin Supriyanti, Dasar-dasar Biokimia, (jakarta: UI Press,2007), hlm 119.

0 komentar:

Posting Komentar